Minggu, 29 Maret 2009

Manusia Dimasa Depan

Bila kita melihat masa depan sebagai sebuah dunia utopia dimana teknologi mencapai infinity, satu evolusi yang paling mungkin dari manusia adalah transhumanisme. Suatu spesies energi bebas yang mampu menjadi apa saja dan berbuat apa saja. Suatu spesies yang membangun fasilitas antargalaksi di depan bima sakti dan berkomunikasi dengan ratusan alien maju lainnya. Memiliki wormhole terkendali untuk lompatan kemana saja. Suatu spesies yang setara dengan seorang alien maju saat ini melihat bimasakti sebagai sebuah galaksi spiral jelek yang kosong. Saat dimana kendala bahasa sudah tiada artinya.
Spekulasi saya berikut ini berangkat dari asumsi sebaliknya, bahwa masa depan bersifat distropia. Umat manusia tidak pernah beranjak dari bumi dan peradabannya cenderung mendekati statis. Manusia tidak mencapai transhumanisme dan berarti, melanjutkan garis2 evolusi yang mungkin ke masa depan.
Imajinasi saya berikut ini mengenai keturunan manusia 10 juta tahun yang akan datang.
1. Maorid
Manusia dengan tatto diwajah. Pandangan buta. Memakai visor. Hidup di malam hari.
2. Magnirostroid
Mirip ular. Panjang 50 meter. Kaki banyak. Tubuh bersisik. Memiliki sayap. Telinga gajah. Disebut naga bintang. Menyemburkan gas super panas yang melelehkan.
3. Gigasoid
Kerdil dengan proporsi badan tidak seimbang. Telinga besar dan lancip serta taring tajam. Kulit totol2 dan berbulu coklat.
4. Cinereusoid
Mirip belut. Tangan berselaput. Kepala dihiasi sepasang kipas.
5. Variegatoid
Kulit biru. Mata merah. Wajah panjang kurus. Tanpa hidung.
6. Magnirastroid
Memiliki sungut mirip ular. Bahasa melodis dengan gerakan kepala. Mirip bunga berjalan. Punya 2 jantung. Darah hijau. Usia rata2 120 tahun.
7. Baskoid
Pengerat telepatik. Warna tubuh aneka warna. Hidup dari eneergi struktur kristal luas di bawah permukaan bumi.
8. Javanicoid
Mirip gajah dengan belalai panjang. Mata besar. Belalai sepanjang tubuh.
9. Indicoid
Mirip kucing. Pandangan malam.
10. Trogonidoid
Insektil. Manusia terbang. Kulit tebal. 2 sayap kecil. 3 jari. Kaki dengan 2 lutut. Sungut kecil tebal di dagu.
11. Tarsiusoid
Satu meter. Kaki panjang. Berbulu. Cakar logam. Ekor panjang. Sangat laju. Telinga lebarnya seperempat tinggi badan.
12. Concoloroid
Kecil. Berbulu. 6 anggota tubuh. Kepala aneh, didominasi mulut lebar dengan gigi2 taring. Satu mata di tiap sudut mulut. Telinga mirip mangkuk besar.
13. Episcopusoid
Tinggi. Berbulu.
14. Anoid
Etherial. Mudah sekali musnah bila tersentuh dan itu berarti kematian bagi mereka. Rambut hijau emas. Kulit bersinar. Luar biasa cantik. Tinggal di sarang pohon.
15. Kuhloid
Memiliki eksoskeleton
16. Gervusoid
Ekor mengeriting. Anggota tubuh kekar. Cakar tajam. Lempeng punggung. Sisik hijau tebal. Perut berupa pelat2 bersegmen.

Apakah Manusia dan simpanse hanya berbagi 95% DNA Artinya evolusi salah?


Saya menerima fakta yang anda ajukan bahwa ternyata manusia dan DNA memiliki kesamaan yang jauh lebih sedikit berdasarkan metode Roy Britten. Ada beberapa tanggapan saya mengenai kesimpulan anda.
a. Saya bingung kenapa Harun Yahya menterjemahkan data ini sebagai suatu bukti evolusi adalah salah? Tentunya penemuan lebih banyak duplikasi genetik, sumber dari kerumitan genetik, tampak menolong evolusi dan menolong kita memahami apa yang memisahkan kita dari sepupu terdekat kita, simpanse? Lagipula bahkan Michael Behe menerima kesamaan nenek moyang sebagai sebuah fakta.
b. Perbedaan antara simpanse dan manusia pada perhitungan substitusi nukleotida tunggal rata2 1,23 persen, dimana 1,06 persen atau kurang adalah pada divergensi tetap, dan sisanya sebagai hasil dari polimorfisme didalam populasi simpanse dan di dalam populasi manusia. Peristiwa "masuk dan hapus" (indel) bertanggungjawab untuk 3 persen perbedaan antara deretan manusia dan simpanse, namun setiap indel secara tipikal melibatkan nukleotida yang jamak. Jumlah perubahan genetik dari indel adalah sebuah pecahan jumlah substitusi nukleotida tunggal (sekitar 5 juta dari 35 juta). Jadi mendeskripsikan manusia dan simpanse sebagai 98 hingga 99 persen identik adalah pantas (pendataan DNA simpanse 2005).
c. Perbedaan pengukuran tergantung pada apa yang anda ukur. Bila anda mengukur jumlah protein dimana keseluruhan protein identik dalam kedua spesies, manusia dan simpanse adalah hanya 29% identik.(pendataan DNA simpanse 2005). Bila anda mengukur beda pasangan basa taksinonim di daerah pengkodean protein, manusia dan simpanse 99,75% identik (pendataan DNA simpanse 2005). Nilai asli pendekatan 98,4% datang dari percobaan hibridasi DNA, yang diukur (secara tidak langsung, lewar suhu pencairan DNA) beda barisan antara segmen pendek genome yang cukup sama untuk menghibridasi namun dengan unsur repetitif dipisahkan(Sibley and Ahlquist 1987). Berapapun ukuran dipakai, sejauh pengukuran yang sama adalah konsisten, akan menunjukkan bahwa manusia lebih dekat berkaitan dengan simpanse (termasuk bonobo, spesies saudari dari simpanse) dari pada spesies manapun.
Perlu dicatat pula, bahwa evolusi tidak seragam terjadi pada genone, jadi pendekatan perbedaan manusia-simpanse yang dipandang hanya bagian dari genome dapat memberi hasil yang beragam (Britten 2002, Chen et al. 2001).
Referensi:
Britten, Roy J. 2002. Divergence between samples of chimpanzee and human DNA sequences is 5% counting indels. Proceedings of the National Academy of Science USA 99: 13633-13635.
Chen, F.-C., E. J. Vallender, H. Wang, C.-S. Tzeng, and W.-H. Li. 2001. Genomic divergence between human and chimpanzee estimated from large-scale alignments of genomic sequences. Journal of Heredity 92(6): 481-489.
Chimpanzee Sequencing and Analysis Consortium. 2005. Initial sequence of the chimpanzee genome and comparison with the human genome. Nature 437: 69-87.
Sibley, C. G. and J. E. Ahlquist. 1987. DNA hybridization evidence of hominid phylogeny: Results from an expanded data set. Journal of Molecular Evolution 26: 99-121.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar